Bismillah.
“Yaa Allah, berikanlah kepada hamba rezeki berupa kebaikan
secara menyeluruh dalam diri hamba dan hapuskan kejelekan-kejelekan hamba”
Benar seperti yang orang bijak bilang bahwa kita memang
tidak selalu diberikan apa yang kita inginkan namun apa yang kita butuhkan. Terkadang
memang sulit bagi saya untuk berpura-pura tidak melihat pencapaian yang teman
sebaya saya raih. Alur hidup mereka yang bisa terbilang “rapi”, sekolah,
kuliah, wisuda, bekerja, berbisnis, menikah. Yes it is, it’s never too old to
learn. Berbanding dengan saya yang alur hidupnya sedikit berbeda, sekolah,
pengabdian, bekerja, menikah, kuliah. Saya bersyukur sekali Allah memberikan
alur hidup yang demikian. Selain karena itu memang sudah tertulis, saya juga
bisa mengambil banyak hikmah dari kehendak Allah akan saya dan jalan hidup
saya.
Hanya saja, ini membuat saya membutuhkan kekuatan ekstra. Menjadi
seorang istri serta ibu di usia muda terbilang gampang-gampang-susah, or even
susah-susah-gampang 😁 saya harus bisa memiliki kekuatan untuk melawan ego saya
sendiri—ego yang sangat tinggi, saya harus bisa memiliki kekuatan untuk melawan
amarah-amarah saya, saya harus bisa memiliki kekuatan untuk mendampingi suami
saya di setiap jatuh dan bangkitnya, saya harus bisa memiliki kekuatan untuk
mengayomi anak saya dengan tulus, dalam keadaan apapun. Sulit, senang, sehat,
lelah, sakit. Dalam keadaan apapun.
Jika saya bisa memilih untuk kembali ke masa lalu, saya
memilih untuk lebih banyak mempersiapkan diri dalam menjadi seorang istri dan
ibu. Sesepele apapun ilmu itu, saya harus gali dan tanam dengan baik. Bahkan sekecil
ilmu mengiris bawang, tips mencuci sambil memasak, menjahit celana-celana yang
sobek, sampai ke ilmu kompleks seperti berkomunikasi efektif dengan pasangan
atau macam-macam pola pengasuhan positif. Lagi, Allah memang tidak memberikan
saya pelajaran berupa jurnal, modul atau catatan. Allah decreed destiny, and I
have to go through it properly.
Alhamdulillah, lagi-lagi saya dikirimkan pertolongan oleh
Allah melalui media atau perantara-Nya yang sungguh baik. Diberikan sahabat-sahabat
yang dengan mereka saya selalu merasa keimanan saya re-charged. Diberikan suami
yang dengan sangat sabar menemani saya yang mungkin cukup lambat bermetamorfosis. Diberikan teman-teman
yang dengan rendah hati selalu berbagi dan menolong saya dengan cara membagikan
ilmu tentang wadahnya mencari ilmu. Salah satunya adalah menjadi anggota dari
Institut Ibu Profesional ini. Masyaallah.
![]() |
Pict Credit: instagram.com/llt1711 |
To be totally honest, ada banyak sekali media yang bisa kita
gunakan untuk menimba ilmu. Ilmu apapun itu. Kuliah online, kuliah WhatsApp,
workshops, training, parenting talk show, dan sebagainya. Pun dengan metode
serta pemahaman ilmu yang beragam dari pakar yang berbeda pula. Terkadang saya
harus pandai-pandai memilih apa yang harus saya tekuni, yang sesuai dengan
kapasitas gelas yang saya miliki. Yang tidak akan turah-turah dan berakhir
dengan tumpah sehingga isinya segitu-segitu saja.
Namun di Ibu Profesional ini, entah kenapa saya merasa
benar-benar diayomi :’) di sekitar saya, walau jujur belum pernah bertemu
beliau semua secara langsung, namun saya tidak pernah merasa berjuang
sendirian. Di dunia saat ini, di media sosial manapun, sepertinya orang-orang
mulai menganggap “nyinyir” sebagai budaya yang tidak lagi asing. Terutama di
kalangan wanita. Bahasan ini akan sangat panjang jika dijabarkan. Tapi akhirnya
setelah lelah dihadapi asap-asap kurang sehat tersebut, Allah memberikan saya
penerangan berupa kesempatan untuk berada disini. Di Ibu Profesional saya merasa
didorong dengan perhatian. Semua menjadi pembelajar tanpa harus merendahkan
satu dengan lainnya. Semua wanita hebat namun tidak ada yang terlihat tinggi
hatinya. Semua menggali potensi dan bersinergi dalam kebaikan. Bukan mencari
kesalahan lalu merendahkan.
Ilmu yang diberikan di jenjang perkuliahan dalam menjadi ibu
ini sangat aplikatif. Saya juga selalu diminta untuk merancang, memikirkan,
menentukan, dan berkaca seputar pencapaian diri sendiri maupun keluarga. Setiap
kali saya mengerjakan tantangan yang diberikan di kelas Pra-Bunda Sayang ini,
saya selalu berpikir matang-matang dan bertanya ke dalam. Apa yang benar-benar
harus saya alirkan ceritanya, apa yang harus saya perbaiki, kenapa saya
bingung? Apakah karena memang belum melakukan apapun untuk perbaikan diri dan
keluarga?
Dan saya sangat berterima kasih untuk itu semua💚
![]() |
Terima kasih banyak untuk teman satu team di kelas pra-bunsay ini. Sudah inspiratif, kreatif pula! 💗 instagram.com/caturputri_ |
#semangatbundasayang
#ipbogorbergerak
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.