Saturday, February 17, 2018

"Every Thousand Kilometers Starts From KM 0"


Bismillahirrahmanirrahim

Throwback pada Nice Homework beberapa pekan lalu tentang jurusan universitas kehidupan yang kupilih. Disana saya menyebutkan psikologi sebagai jurusan yang paling ingin saya geluti, namun tidak bisa dipungkiri bahwa passion dalam pendidikan masih lekat saya rasakan. Memang, pada awalnya saya merasa menggeluti dunia pendidikan bukan hal yang mudah. Mendidik, amanah mulia yang menurut saya memiliki cukup banyak tantangan dan risk dalam implementasinya.

Sehingga setelah saya berpikir lagi, akan melegakan rasanya jika saja saya bisa lebih mendalami bidang pendidikan yang tidak terlepas jauh dengan psikologi tentunya. Saya selalu bermimpi agar bisa menjadi guru yang mampu menunjukkan performa terbaik untuk murid-murid saya disekolah tempat saya bekerja. Namun, impian terbesar saya dibanding itu adalah menjadi guru dengan performa terbaik untuk anak-anak saya sendiri. Hal ini juga berkesinambungan dengan jurusan kuliah yang saya pilih saat ini, teknologi pendidikan. Dimana prospeknya, saya akan bergelut dengan pengembangan kurikulum, bahan ajar serta menjadi trainer dalam lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Begitu melegakan rasanya jika semua yang akan saya pelajari bisa saya praktikkan langsung dalam ranah domestik dengan anak-anak saya tentunya.

Throwback #2 adalah kepada Nice Homework kedua tentang konsistensi saya dalam mengisi checklist harian, mingguan maupun bulanan dalam indikator sebagai seorang individu, istri dan ibu. Qodarullah, ketika kita memutuskan untuk berjuang menjadi lebih baik, Allah dengan cinta-Nya tidak berhenti memberi tantangan sebagai placement test, pantaskah kita menempati target tersebut? Saya diqodar melalui banyak hal-hal sulit dan beberapa permasalahan dilingkup pekerjaan dengan sesama rekan, yang cukup membuat anxiety saya meledak dan berpengaruh besar terhadap peranan saya dirumah. Dari sini saya menyimpulkan bahwa kinerja dan konsistensi saya masih minim dalam assessment indikator tersebut 😢

Namun, per-minggu ini sudah selesai saya print dan tempel di dinding rumah yang mudah saya jangkau, sehingga terus bisa saya ingat dan terus menjadi pengingat dalam keseharian saya. Semoga kali ini Allah mengizinkan saya untuk memenuhi checklist tersebut dengan tanda tick, dan benar-benar mampu merealisasikan semuanya bahkan jika tanpa kertas. Insyaallah aamiin.

Ketika saya melihat kembali kepada Nice Homework ketiga, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa Allah menciptakan saya untuk bersinergi dan terus memperdalam pengabdian saya dalam dunia pendidikan tanpa meninggalkan kewajiban sebagai hamba-Nya. Saya seseorang yang bisa dibilang memiliki emosi yang mudah meledak, sulit mengatur keadaan hati dan berpikir positif, dan itulah mengapa mendidik mungkin saja menjadi salah satu setting yang Allah tentukan untuk saya. Karena hal tersebut membutuhkan kesabaran, inovasi, keseriusan serta dedikasi yang cukup tinggi. Saya juga sangat ingin menjadi inspirator untuk anak-anak, suami, keluarga serta orang banyak tanpa meninggalkan tugas utama sebagai hamba juga sebagai istri dan ibu.

Dengan kata lain, saya harus mampu menjadi seorang pendidik yang ber-multitasking. Menjadi inspirasi dan berorientasi kepada Alqur’an dan Hadits. Karena seorang Ibu memiliki qodrat sebagai Madrasah utama, maka pendidikan secara umum dan pendidikan melalui keluarga insyaallah mampu menjadikan dunia menjadi lebih kokoh dalam melawan keburukan yang kapan saja bisa menghampiri di akhir zaman ini. Memiliki misi untuk berdakwah dan menginspirasi secara luas melalui bidang Pendidikan Keluarga berdasarkan Alqur’an, Alhadits, serta ilmu pendidikan. Berperan sebagai guru dan penyampai, untuk wanita-wanita lain, anak-anak, serta keluarga.

Hal-hal diatas tentunya membutuhkan ilmu-ilmu agar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai targetnya. Saya lebih senang menggunakan istilah Mubalighot, yang berarti sebagai penyampai.
  • Pious Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan tugas utama sebagai hamba Allah yang menghidupi kehidupan sementara untuk menjalankannya semaksimal mungkin (lebih kepada bagaimana menjadi hamba/wanita yang dicintai Allah)
  • Kind-hearted Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan stabilitas dan manajemen emosi serta diri, sehingga siap untuk berperan lebih lanjut dalam sosial maupun keluarga (atau lebih kepada ilmu pra-nikah)
  • Supervision Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan kemandirian serta bagaimana menjadi wanita yang bisa ber-multitasking dengan baik
  • Educated Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan pendidikan serta korelasinya dalam mendidik keluarga khususnya pendidikan Ibu dan Anak
  • Powerful Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didasari dari lingkup keluarga hingga ke lingkup sosial

Dengan milestone sebagai berikut:
KM 0 dimulai dari usia 22 tahun, dan memiliki target selama 4 tahun dalam pencapaiannya:
6 bulan pertama menguasai Ilmu dalam misi Pious Mubalighot
12 bulan selanjutnya mengusai Ilmu dalam misi Kind-Hearted Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Supervision Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Educated Mubalighot
6 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Powerful Mubalighot

Semoga mampu tercapai.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.