Bismillahirrahmanirrahim
Di kelas matrikulasi IIP Bogor batch 5 sampailah saya pada Nice Homework kedua, dimana setiap anggota kelas diminta untuk membuat indikator pencapaian sebagai individu, ibu dan istri.
Sebenarnya, saya dan suami pernah membuat hal serupa beberapa bulan lalu. Isinya lebih kepada poin-poin saling menasihati yang kami tuliskan diatas kertas. Beliau ingin saya seperti apa, saya ingin beliau seperti apa saat mengevaluasi peran masing-masing ketika pernikahan memasuki usia ketiga.
Di kelas matrikulasi ini ada banyaaak sekali ibu-ibu dan wanita single hebat dan experienced dalam banyak hal yang saya temukan dikelas yang sama. Salah satu member menceritakan bahwa pembuatan indikator ini mirip dengan pekerjaannya dalam membuat Key Performance Indicator. Mudahnya, ini adalah performance measurement, dimana individu ditargetkan memenuhi indikator tertentu untuk mengukur performanya dalam suatu perusahaan atau organisasi. Asyik bukan? Menentukan indikator yang harus dicapai dalam berperan menjadi individu, ibu dan istri? 😊
Lagi, Alhamdulillah NHW kali ini membuat pillow talk bersama beliau, Aa Suami, semalam menjadi cukup hangat. Walau awal selepas shalat gerhana beliau mengeluh ngantuk, bun namun akhirnya terbuka juga hati dan ucapnya setelah saya bujuk rayu sambil tersenyum manis 😛
Insyaallah kedepannya nanti akan saya coba edit dengan format tabel, dikarenakan laptop masih dalam masa penyembuhan yang sepertinya tidak ada lagi harapan dan kami masih mengusahakan menjemput laptop pengganti 😂 jadi saat ini saya masih tuliskan dalam paragraf dan bullet terlebih dahulu
Indikator sebagai individu:
• Lebih semangat dalam beribadah, tidak menunda-nunda sholat, semangat dalam urusan sabilillah dan selalu mengingat satu nasihat dibawah ini
"Jadilah sosok yang Allah inginkan. Maka Allah akan menjadikan mu lebih dari apa yang kamu inginkan"
• Membaca Alqur'an setidaknya 2 lembar dalam 1 hari, menambah setidaknya 1 ayat dan muroja'ah
• Be more organized. Lebih rapi, disiplin dan teratur dalam setiap hal
• Olahraga setiap pagi setidaknya berlari kecil didalam rumah minimal selama 15 menit
• Terapi berpikir positif untuk 10 hal yang dialami dalam setiap harinya. Jika satu hal saja berhasil membuat diri berpikir negatif, maka terapi di reset lagi mulai dari awal
• Berpenampilan menarik didalam rumah, bahkan saat mengerjakan pekerjaan rumah terutama saat menyambut suami pulang
• Belajar giat dan berusaha mendapat nilai maksimal meski menyempatkan membaca buku disela-sela waktu saat kuliah sudah dimulai
• Membuat jadwal menu harian untuk dimasak
• Reshuffle jadwal harian sehingga bisa maksimal dalam mengurusi urusan rumah tangga walau masih bekerja
Selanjutnya, indikator sebagai ibu:
• Memperbaiki manajemen emosi dan lebih sabar saat menghadapi anak terutama saat kondisi lelah
• Memberikan asupan gizi yang lebih baik untuk Mba Althaf dalam setiap harinya, kreatif dalam mengatur menu dan tidak mudah menyerah saat Mba Althaf menolak untuk makan
• Memberi stimulus lebih banyak kepada Mba Althaf untuk berkomunikasi dan berbicara lebih lancar dan jelas, dengan cara berkomunikasi lebih sering dan mengenalkan lebih banyak kosakata disetiap harinya
• Membacakan Alqur'an kepada Mba Althaf, dua surat untuk satu minggu secara rutin setiap hari
• Membacakan buku cerita setiap hari setidaknya satu kali saat Mba Althaf hendak tidur
• Memberi banyak stimulus setidaknya satu toddler activity yang berbeda setiap minggu saat weekend untuk mengasah motorik serta kognitif Mba Althaf
• Membuat display atau teaching resources untuk pembelajaran Mba Althaf dirumah, poster atau flashcard untuk jangka panjang sekiranya sampai Mba Althaf menginjak usia 5 tahun. Satu bulan minimal satu display
• Meminimalisir screen time Mba Althaf dan mengajak Mba Althaf untuk beraktivitas luar ruangan setiap pagi atau sore
• Menjadi teladan baik, menjalin bonding yang lebih erat, menanam nilai-nilai aqidah setiap hari dalam setiap kegiatan sampai bunda tidak lagi bisa membersamai Mba Althaf di dunia :')
Mba, someday when you read this, please evaluate whether or not I have done all those list above well ❤
Indikator sebagai istri, ini ucap pak Suami:
"Insyaallah bunda udah faham, poin-poin utama dalam menjadi seorang istri sholihah. Seperti taat suami, mengejar ridho suami, sama-sama berjuang cari surga. Tapi ayah lebih ingin langsung ke praktik harian ya. Jadi yang akan ayah sebutkan langsung ke praktik harian aja"
"Duh kok aku deg-degan" 😂
Setelah membalas perkataan saya barusan dengan seringainya, akhirnya beliau mulai menyampaikan satu persatu keinginannya
• Bunda tidak harus mengutamakan kondisi didalam rumah secara fisik. Ini penting, kebersihannya, kerapiannya. Hal itu bukan yang utama, tapi jangan ditinggalkan
• Yang utama adalah, bunda mampu mengatur kondisi hati dan emosi saat menghadapi suami serta anak, membuat suasana rumah bukan indah secara physically saja, namun menjadi penuh semangat, bukan penuh tekanan. Karena jika poin ini terlaksana (suasana rumah yang penuh semangat bukan tekanan), yang pertama tadi akan tercipta (rumah indah, rapi, bersih)
• Ayah ingin setiap hari mendengar bunda membaca Alqur'an dan mengajak sholat sambil menunggu dengan tepat waktu, bukan hanya memberi komando lewat ucapan
• Minimal bunda harus aware dengan kebutuhan apa yang paling dibutuhkan dirumah (he talked like this because he knows well I'm not good at cooking wkwkwk so at least I become more prepared and do not get panic when suddenly we ran out of cooking oil😂)
• Lebih memperhatikan skala prioritas, apa yang dibutuhkan dalam rumah tangga, mana yg lebih utama dan dinomor dua, tigakan, dst.
• Manajemen keuangan diperbaiki
Itu aja ya bun. Coba dipraktikkan dulu mulai esok. Kalau bunda bilang KPI biasanya menentukan bonus seorang karyawan, Ayah kasih bonus ya. Airy rooms lagi banyak diskon.
Hahaha 😂
Bagian terakhir menjadi lebih mellow, saat beliau memeluk saya seraya berkata lembut, "Bunda udah sholihah, bunda baik. Semangat terus ya."
Dalam hati saya menangis. Saya tahu ucapannya belum sepenuhnya sesuai, saya masih memiliki ratusan kesalahan terhadap beliau but he trust me. As he always does.
Semoga semua bisa terealisasi, mulai detik ini.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.