Sunday, February 25, 2018

"Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

February 25, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, setelah mengetahui langkah-langkah dalam membuat kurikulum pribadi dengan didasari oleh milestone yang telah ditentukan serta mempelajari tentang "learning how to learn", sampailah saya kepada NHW 5 ini. Saya pribadi sangat merasa bersyukur bahwa hidup memang akan lebih efektif jika terkonsep seperti ini. Visi, misi, target pencapaian, indikator, milestone dan sebagainya yang mampu menjadi penopang terwujudnya pribadi yang lebih profesional. Namun kembali lagi bahwa hal-hal tersebut tidak akan sepenuhnya berhasil jika hanya mengandalkan rencana tapi tak pernah terlaksana.

Belum selesai pada titik pembuatan milestone, semuanya akan lebih mudah dan terbantu jika ada model pembelajaran yang telah ditentukan dalam pencapaian target universitas kehidupan ini. Ya, menentukan model atau desain pembelajaran. Do you wonder what Instructional Design or “Desain Pembelajaran” is?

Pict source: fanpop.com

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya (sumber: Wikipedia)
Mudahnya, model pembelajaran adalah pedoman bagi pengajar atau guru dalam melaksanakan pembelajaran. Cara efektif apa yang bisa digunakan dalam pembelajaran, perangkat apa yang mendukung target pembelajaran, tingkah laku dan lingkungan yang bagaimana agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Setelah membaca beberapa artikel, ada beberapa jenis model atau desain pembelajaran yang saya pelajari, diantaranya adalah Model Dick and Carrey, Model Kemp, Model ASSURE, Model ADDIE, dan Model Hanafin and Peck.
Setelah membaca pengertian serta karakter yang dimiliki beberapa desain pembelajaran tersebut diatas, saya tertarik dengan dua dari beberapa desain tersebut. Yaitu model Kemp dan ADDIE.
Secara singkat, Model Kemp ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:

  • Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya.
  • Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut di desain.
  • Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
  • Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
  • Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.
  • Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
  • Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
  • Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Model atau desain pembelajaran Kemp diatas memiliki tahap awal berupa learning objective atau tujuan pembelajaran, lalu dijalankan dengan strategi, dan disempurnakan dengan evaluasi. Yang palik membuatnya tertarik dimata saya adalah, strategi pembelajaran. Dimana saya, dan mungkin anak atau keluarga saya juga membutuhkan cara belajar yang tidak monotone dan lebih mudah dicerna untuk dipraktikkan.

Model yang kedua adalah ADDIE, sebuah singkatan untuk Analysis Design Development  Implementation EvaluationsModel ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu:

  • Analysis (analisa)
  • Design (disain / perancangan
  • Development (pengembangan)
  • Implementation (implementasi/eksekusi)
  • Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).

Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Yang pertama kita lakukan dalam tahap desain ini adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).  Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.

Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blueprint alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran. Semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
Sumber: Wikipedia, afrizaldaonk.blogspot.co.id

Setelah saya resapi lagi, tujuan pembelajaran SMAR juga pernah dijadikan satu syarat saat NHW beberapa pekan lalu dalam menentukan indikator sebagai individu, istri maupun ibu. Kedua desain pembelajaran yang saya rangkum diatas hampir memiliki kesamaan. Hanya saja dengan model ADDIE, strategi pembelajaran dan evaluasi akan lebih mudah diterapkan dan dilakukan dengan SMAR tersebut. Itulah mengapa sepertinya model atau desain pembelajaran ADDIE yang mungkin akan saya pilih kedepannya.

Dan tidak lupa dengan tujuan NHW pekan ini bahwa dengan menambah wawasan akan desain-desain pembelajaran, insyaallah akan lebih mempermudah saya untuk merancang kurikulum universitas kehidupan yang Mba Althaf dan adik-adiknya pilih nanti.
Semoga selalu Allah mudahkan.

Saturday, February 17, 2018

"Every Thousand Kilometers Starts From KM 0"

February 17, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Throwback pada Nice Homework beberapa pekan lalu tentang jurusan universitas kehidupan yang kupilih. Disana saya menyebutkan psikologi sebagai jurusan yang paling ingin saya geluti, namun tidak bisa dipungkiri bahwa passion dalam pendidikan masih lekat saya rasakan. Memang, pada awalnya saya merasa menggeluti dunia pendidikan bukan hal yang mudah. Mendidik, amanah mulia yang menurut saya memiliki cukup banyak tantangan dan risk dalam implementasinya.

Sehingga setelah saya berpikir lagi, akan melegakan rasanya jika saja saya bisa lebih mendalami bidang pendidikan yang tidak terlepas jauh dengan psikologi tentunya. Saya selalu bermimpi agar bisa menjadi guru yang mampu menunjukkan performa terbaik untuk murid-murid saya disekolah tempat saya bekerja. Namun, impian terbesar saya dibanding itu adalah menjadi guru dengan performa terbaik untuk anak-anak saya sendiri. Hal ini juga berkesinambungan dengan jurusan kuliah yang saya pilih saat ini, teknologi pendidikan. Dimana prospeknya, saya akan bergelut dengan pengembangan kurikulum, bahan ajar serta menjadi trainer dalam lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Begitu melegakan rasanya jika semua yang akan saya pelajari bisa saya praktikkan langsung dalam ranah domestik dengan anak-anak saya tentunya.

Throwback #2 adalah kepada Nice Homework kedua tentang konsistensi saya dalam mengisi checklist harian, mingguan maupun bulanan dalam indikator sebagai seorang individu, istri dan ibu. Qodarullah, ketika kita memutuskan untuk berjuang menjadi lebih baik, Allah dengan cinta-Nya tidak berhenti memberi tantangan sebagai placement test, pantaskah kita menempati target tersebut? Saya diqodar melalui banyak hal-hal sulit dan beberapa permasalahan dilingkup pekerjaan dengan sesama rekan, yang cukup membuat anxiety saya meledak dan berpengaruh besar terhadap peranan saya dirumah. Dari sini saya menyimpulkan bahwa kinerja dan konsistensi saya masih minim dalam assessment indikator tersebut 😢

Namun, per-minggu ini sudah selesai saya print dan tempel di dinding rumah yang mudah saya jangkau, sehingga terus bisa saya ingat dan terus menjadi pengingat dalam keseharian saya. Semoga kali ini Allah mengizinkan saya untuk memenuhi checklist tersebut dengan tanda tick, dan benar-benar mampu merealisasikan semuanya bahkan jika tanpa kertas. Insyaallah aamiin.

Ketika saya melihat kembali kepada Nice Homework ketiga, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa Allah menciptakan saya untuk bersinergi dan terus memperdalam pengabdian saya dalam dunia pendidikan tanpa meninggalkan kewajiban sebagai hamba-Nya. Saya seseorang yang bisa dibilang memiliki emosi yang mudah meledak, sulit mengatur keadaan hati dan berpikir positif, dan itulah mengapa mendidik mungkin saja menjadi salah satu setting yang Allah tentukan untuk saya. Karena hal tersebut membutuhkan kesabaran, inovasi, keseriusan serta dedikasi yang cukup tinggi. Saya juga sangat ingin menjadi inspirator untuk anak-anak, suami, keluarga serta orang banyak tanpa meninggalkan tugas utama sebagai hamba juga sebagai istri dan ibu.

Dengan kata lain, saya harus mampu menjadi seorang pendidik yang ber-multitasking. Menjadi inspirasi dan berorientasi kepada Alqur’an dan Hadits. Karena seorang Ibu memiliki qodrat sebagai Madrasah utama, maka pendidikan secara umum dan pendidikan melalui keluarga insyaallah mampu menjadikan dunia menjadi lebih kokoh dalam melawan keburukan yang kapan saja bisa menghampiri di akhir zaman ini. Memiliki misi untuk berdakwah dan menginspirasi secara luas melalui bidang Pendidikan Keluarga berdasarkan Alqur’an, Alhadits, serta ilmu pendidikan. Berperan sebagai guru dan penyampai, untuk wanita-wanita lain, anak-anak, serta keluarga.

Hal-hal diatas tentunya membutuhkan ilmu-ilmu agar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai targetnya. Saya lebih senang menggunakan istilah Mubalighot, yang berarti sebagai penyampai.
  • Pious Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan tugas utama sebagai hamba Allah yang menghidupi kehidupan sementara untuk menjalankannya semaksimal mungkin (lebih kepada bagaimana menjadi hamba/wanita yang dicintai Allah)
  • Kind-hearted Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan stabilitas dan manajemen emosi serta diri, sehingga siap untuk berperan lebih lanjut dalam sosial maupun keluarga (atau lebih kepada ilmu pra-nikah)
  • Supervision Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan kemandirian serta bagaimana menjadi wanita yang bisa ber-multitasking dengan baik
  • Educated Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan pendidikan serta korelasinya dalam mendidik keluarga khususnya pendidikan Ibu dan Anak
  • Powerful Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didasari dari lingkup keluarga hingga ke lingkup sosial

Dengan milestone sebagai berikut:
KM 0 dimulai dari usia 22 tahun, dan memiliki target selama 4 tahun dalam pencapaiannya:
6 bulan pertama menguasai Ilmu dalam misi Pious Mubalighot
12 bulan selanjutnya mengusai Ilmu dalam misi Kind-Hearted Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Supervision Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Educated Mubalighot
6 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Powerful Mubalighot

Semoga mampu tercapai.

Thursday, February 1, 2018

Key Performance Indicator as an Individual, a Mom and a Wife

February 01, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim

Di kelas matrikulasi IIP Bogor batch 5 sampailah saya pada Nice Homework kedua, dimana setiap anggota kelas diminta untuk membuat indikator pencapaian sebagai individu, ibu dan istri.

Sebenarnya, saya dan suami pernah membuat hal serupa beberapa bulan lalu. Isinya lebih kepada poin-poin saling menasihati yang kami tuliskan diatas kertas. Beliau ingin saya seperti apa, saya ingin beliau seperti apa saat mengevaluasi peran masing-masing ketika pernikahan memasuki usia ketiga.

Di kelas matrikulasi ini ada banyaaak sekali ibu-ibu dan wanita single hebat dan experienced dalam banyak hal yang saya temukan dikelas yang sama. Salah satu member menceritakan bahwa pembuatan indikator ini mirip dengan pekerjaannya dalam membuat Key Performance Indicator. Mudahnya, ini adalah performance measurement, dimana individu ditargetkan memenuhi indikator tertentu untuk mengukur performanya dalam suatu perusahaan atau organisasi. Asyik bukan? Menentukan indikator yang harus dicapai dalam berperan menjadi individu, ibu dan istri? 😊


Lagi, Alhamdulillah NHW kali ini membuat pillow talk bersama beliau, Aa Suami, semalam menjadi cukup hangat. Walau awal selepas shalat gerhana beliau mengeluh ngantuk, bun namun akhirnya terbuka juga hati dan ucapnya setelah saya bujuk rayu sambil tersenyum manis 😛

Insyaallah kedepannya nanti akan saya coba edit dengan format tabel, dikarenakan laptop masih dalam masa penyembuhan yang sepertinya tidak ada lagi harapan dan kami masih mengusahakan menjemput laptop pengganti 😂 jadi saat ini saya masih tuliskan dalam paragraf dan bullet terlebih dahulu

Indikator sebagai individu:

• Lebih semangat dalam beribadah, tidak menunda-nunda sholat, semangat dalam urusan sabilillah dan selalu mengingat satu nasihat dibawah ini

"Jadilah sosok yang Allah inginkan. Maka Allah akan menjadikan mu lebih dari apa yang kamu inginkan"

• Membaca Alqur'an setidaknya 2 lembar dalam 1 hari, menambah setidaknya 1 ayat dan muroja'ah
Be more organized. Lebih rapi, disiplin dan teratur dalam setiap hal
• Olahraga setiap pagi setidaknya berlari kecil didalam rumah minimal selama 15 menit
• Terapi berpikir positif untuk 10 hal yang dialami dalam setiap harinya. Jika satu hal saja berhasil membuat diri berpikir negatif, maka terapi di reset lagi mulai dari awal
• Berpenampilan menarik didalam rumah, bahkan saat mengerjakan pekerjaan rumah terutama saat menyambut suami pulang
• Belajar giat dan berusaha mendapat nilai maksimal meski menyempatkan membaca buku disela-sela waktu saat kuliah sudah dimulai
• Membuat jadwal menu harian untuk dimasak
Reshuffle jadwal harian sehingga bisa maksimal dalam mengurusi urusan rumah tangga walau masih bekerja

Selanjutnya, indikator sebagai ibu:

• Memperbaiki manajemen emosi dan lebih sabar saat menghadapi anak terutama saat kondisi lelah
• Memberikan asupan gizi yang lebih baik untuk Mba Althaf dalam setiap harinya, kreatif dalam mengatur menu dan tidak mudah menyerah saat Mba Althaf menolak untuk makan
• Memberi stimulus lebih banyak kepada Mba Althaf untuk berkomunikasi dan berbicara lebih lancar dan jelas, dengan cara berkomunikasi lebih sering dan mengenalkan lebih banyak kosakata disetiap harinya
• Membacakan Alqur'an kepada Mba Althaf, dua surat untuk satu minggu secara rutin setiap hari
• Membacakan buku cerita setiap hari setidaknya satu kali saat Mba Althaf hendak tidur
• Memberi banyak stimulus setidaknya satu toddler activity yang berbeda setiap minggu saat weekend untuk mengasah motorik serta kognitif Mba Althaf
• Membuat display atau teaching resources untuk pembelajaran Mba Althaf dirumah, poster atau flashcard untuk jangka panjang sekiranya sampai Mba Althaf menginjak usia 5 tahun. Satu bulan minimal satu display
• Meminimalisir screen time Mba Althaf dan mengajak Mba Althaf untuk beraktivitas luar ruangan setiap pagi atau sore
• Menjadi teladan baik, menjalin bonding yang lebih erat, menanam nilai-nilai aqidah setiap hari dalam setiap kegiatan sampai bunda tidak lagi bisa membersamai Mba Althaf di dunia :')

Mba, someday when you read this, please evaluate whether or not I have done all those list above well

Indikator sebagai istri, ini ucap pak Suami:

"Insyaallah bunda udah faham, poin-poin utama dalam menjadi seorang istri sholihah. Seperti taat suami, mengejar ridho suami, sama-sama berjuang cari surga. Tapi ayah lebih ingin langsung ke praktik harian ya. Jadi yang akan ayah sebutkan langsung ke praktik harian aja"

"Duh kok aku deg-degan" 😂

Setelah membalas perkataan saya barusan dengan seringainya, akhirnya beliau mulai menyampaikan satu persatu keinginannya

• Bunda tidak harus mengutamakan kondisi didalam rumah secara fisik. Ini penting, kebersihannya, kerapiannya. Hal itu bukan yang utama, tapi jangan ditinggalkan
• Yang utama adalah, bunda mampu mengatur kondisi hati dan emosi saat menghadapi suami serta anak, membuat suasana rumah bukan indah secara physically saja, namun menjadi penuh semangat, bukan penuh tekanan. Karena jika poin ini terlaksana (suasana rumah yang penuh semangat bukan tekanan), yang pertama tadi akan tercipta (rumah indah, rapi, bersih)
• Ayah ingin setiap hari mendengar bunda membaca Alqur'an dan mengajak sholat sambil menunggu dengan tepat waktu, bukan hanya memberi komando lewat ucapan
• Minimal bunda harus aware dengan kebutuhan apa yang paling dibutuhkan dirumah (he talked like this because he knows well I'm not good at cooking wkwkwk so at least I become more prepared and do not get panic when suddenly we ran out of cooking oil😂)
• Lebih memperhatikan skala prioritas, apa yang dibutuhkan dalam rumah tangga, mana yg lebih utama dan dinomor dua, tigakan, dst.
• Manajemen keuangan diperbaiki

Itu aja ya bun. Coba dipraktikkan dulu mulai esok. Kalau bunda bilang KPI biasanya menentukan bonus seorang karyawan, Ayah kasih bonus ya. Airy rooms lagi banyak diskon.

Hahaha 😂

Bagian terakhir menjadi lebih mellow, saat beliau memeluk saya seraya berkata lembut, "Bunda udah sholihah, bunda baik. Semangat terus ya."

Dalam hati saya menangis. Saya tahu ucapannya belum sepenuhnya sesuai, saya masih memiliki ratusan kesalahan terhadap beliau but he trust me. As he always does.

Semoga semua bisa terealisasi, mulai detik ini.