Tuesday, March 27, 2018

Social Venture

March 27, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirahim

Mungkin ada dari beberapa orang mengajukan pertanyaan, Devi selama ini ngapain? IIP itu apa? Kenapa harus blogging? dan sebagainya.

IIP atau Institut Ibu Profesional adalah komunitas para ibu yang memiliki kepedulilan tinggi terhadap peningkatan kualitas hidup berbangsa dan bernegara melalui pendidikan anak dan keluarga.
Bisa disebut komunitas ini merupakan sebuah perkuliahan untuk para ibu yang ingin menjadikan dirinya lebih profesional dalam mendalami perannya.

Berkaitan dengan Nice Homework, kini saya dan teman-teman lain sudah sampai pada NHW terakhir, NHW #9, tentang Bunda sebagai Agen Perubahan.

Jika diruntut, NHW 1 sampai NHW 9 merupakan kesinambungan yang bisa mendukung para ibu untuk menjadi seperti apa yang tertulis diatas tadi. Ya, agen perubahan.

Yang bisa saya tarik sebagai kesimpulan, pada kelas Matrikulasi ini semua peserta perkuliahan diminta untuk merancang silabus serta kurikulum kehidupannya untuk menebar manfaat di lingkup keluarga dan sosial, secara passionate dan kontinyu. Sama halnya dengan sebuah sekolah, jika sekolah tidak memiliki silabus dan kurikulum yang jelas, akan apa visi misinya, indikator pencapaian setiap pembelajaran dan kegiatan, maka yang akan terjadi adalah sekolah dengan keputusan last minutes, tidak terarah dan sulit untuk mencapai satu tujuan yang jelas dan solid.

Di NHW 9 ini, saya diminta untuk mencari solusi terbaik diranah keluarga dan sosial memanfaatkan ketertarikan minat yang ada di NHW sebelumnya, untuk pada akhirnya bisa membuat social venture dengan rumus PASSION + EMPHATY.

Sebelum membaca lebih lanjut, apa itu Social Venture?
Adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social entrepreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social entrepreneur adalah orang yang menyelesaikan isu sosial disekitarnya menggunakan kemampuan entrepreneur.

My Personal Social Venture Targets


Passion atau ketertarikan minat saya ada dalam bidang pendidikan. Dan biidznillah saat ini saya menjadi seorang guru kelas satu SD di Noori Primary School. Saya juga sangat tertarik dengan dunia psikologi, terutama Child Psychology (psikologi anak) dan Human Psychology (psikologi manusia). Kebetulan, saat ini saya adalah salah satu mahasiswi yang sedang mengambil program studi Teknologi Pendidikan, yang memiliki mimpi untuk menjadi guru, pendidik, trainer serta motivator khususnya dalam bidang pendidikan anak dan orangtua.

Dalam pendidikan, niat untuk mencari uang sama sekali tidak cukup jika ingin menjadi seorang guru dan atau edukator yang profesional.

Karena mengajar dari hati akan memunculkan kepercayaan diri, semangat dan inovasi untuk membuat peserta didik menjadi lebih antusias untuk mencari dan mendalami ilmu.

Untuk mencapai social venture, dibutuhkan rumus passion + emphaty. Isu-isu sosial yang saya hadapi di sekitar keluarga serta masyarakat adalah anak-anak yang memiliki semangat yang sangat kurang untuk belajar, anak-anak yang kecanduan akan layar dan gadget, orangtua yang terlalu sibuk dan malas untuk memberikan stimulus lebih dalam masa-masa perkembangan anak, serta orangtua yang terjebak dalam ketidaktahuan tentang pendidikan anak.

Maka ide dan mimpi saya dalam hal ini adalah untuk merintis sebuah pre-school, playgroup atau kindergarten yang berbasis kepada pendidikan islam serta character building. Saya juga sangat ingin membuat perpustakaan anak atau taman baca sehingga minat membaca pada anak akan terus meningkat. Saya juga ingin mempelajari teknik serta menjadi story teller untuk anak mengingat kegiatan menceritakan cerita atau membacakan buku kepada anak merupakan salah satu cara efektif untuk menanamkan banyak nilai kehidupan. Selanjutnya, jika saya diizinkan untuk lulus dan berhasil dalam kuliah saya, saya ingin menjadi trainer untuk edukator dan guru-guru pra-sekolah serta sekolah dasar, serta ingin mencoba membuat buku cerita anak, dan ingin menjadi salah satu penyiar di sebuah radio pendidikan.

Those are my current jobs, current dreams, and insyaallah will be my future jobs. Aamin J

Sunday, March 18, 2018

Makna Sejati Sebuah Produktivitas

March 18, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Materi di pekan 8 kelas matrikulasi batch 5 ini membahas tentang misi spesifik hidup dan produktivitas. Setelah saya kunyah baik-baik materi yang diberikan pekan ini, lagi-lagi saya terenyuh dan berpikir dalam-dalam, betapa Allah menginginkan kita mempelajari banyak sekali hal bahkan untuk sesuatu yang sudah terlewat.

Setelah berusaha mencari dan memahami apa misi hidup kita, sampai membuat kuadran aktivitas yang saya bisa dan saya suka, tibalah saya tertegun lagi saat membaca salah satu tagline yang berbunyi “Jadilah profesional dan rezeki akan mengikuti. Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan, bukan bersungguh-sungguh karena uang.”

Bahwa menjadi produktif bukan sekedar mendapat lebih banyak kantong uang, namun bagaimana aktivitas yang profuktif tersebut menambah kedekatan kita kepada Allah, melekatkan diri kita dalam memerani seorang istri dan ibu, serta seberapa manfaatkah diri kita untuk semesta.

Ketika Allah memberi kita sebuah kemampuan, maka jalani. Karena bisa jadi itulah misi hidup kita yang sebenarnya. Jangan biarkan kita menjadi salah satu manusia paruh baya yang bingung akan fungsi dirinya sehingga hal tersebut disebut dengan mid-life crisis yang dialami sebagian orang. Sad to say.

And after all, sedari tadi yang saya pikirkan saat menulis ini adalah, bagaimana sehingga nanti Mba Althaf dan adik-adiknya tidak “terlambat” dalam menemukan misi spesifik hidup dan potensi dirinya yang sesuai fitrah akan mereka alami dalam masa pre-aqil baligh (10-13 tahun) atau saat memasuki usia aqil baligh (14 tahun keatas). Semangat! :’)

Setelah melihat kembali ke ranah kuadran aktivitas yang saya bisa dan suka di NHW 7, maka akan saya tarik aktivitas sebagai Educator sebagai aktivitas yang saya pilih. Alhamdulillah, biidznillah Allah dengan jalan skenarionya yang penuh kejutan mengantarkan saya ke dunia ini tepat setelah saya meninggalkan dunia sekolah menengah atas.

Namun, masih ada 3 elemen yang mendukung misi spesifik hidup dengan produktivitas. Yaitu Be, Do, dan Have.

Mental seperti apa yang harus saya miliki untuk menjadi apa yang saya inginkan (be)? Adalah mental yang penuh dengan ketulusan dan kesungguhan. Bahwa mendidik bukan hanya mengajarkan ilmu bersumber buku, atau menyuruh peserta didik mencatat puluhan kata di papan tulis. Namun bagaimana saya bisa melihat perkembangan menyeluruh dari segi kognitif, sosial emosional serta moral dengan berdasar ketulusan hati, karena hal itu bukan sesuatu yang mudah. Siapa saja mampu, namun tidak mudah.

Apa yang harus saya lakukan untuk bisa menjadi apa yang saya inginkan (do)? Jelas bahwa saya harus terus belajar. Karena saat menjadi seorang guru, dosen atau seorang pakar pendidik lainnya, waktu belajar saya yang sesungguhnya adalah ketika saya menghadapi mereka para peserta didik. Teori akan banyak memenuhi otak saya, namun semua itu hanya bisa terealisasi saat saya bisa mengalirkan ilmu dengan menggunakan hati sebagai dasarnya. Hal kedua setelah belajar adalah improvisasi diri, selalu melakukan evaluasi atas apa yang kurang entah dalam metode maupun materi saat saya mengenakan gelar sebagai seorang pendidik.

Apa yang akan saya lakukan ketika saya sudah memiliki yang saya harapkan (have)? Maka saya akan terus mengalirkan ilmu kepada anak-anak saya khususnya, dan peserta didik saya umumnya, sehingga ilmu yang pernah terpatri tidak akan berhenti dan mati. Terlebih jika itu bisa menjadi jariyah dan bermanfaat dalam ranah sabilillah.



Tentang dimensi waktu…

Lifetime Purpose
Dalam kurun waktu kehidupan saya, saya ingin menjadi seorang istri dan ibu pembelajar dan pendidik yang handal. Menjadi kebanggaan keluarga dan menjadi media Allah dalam menjadikan anak-anak salih dan saliha. Terus menebar kebermanfaatan bagi keluarga dan sesama. Insyaallah aamiin.

Strategic Plan
Dalam kurun waktu kehidupan saya selama 5-10 tahun kedepan, saya akan berusaha untuk menyelesaikan studi hingga strata 3, insyaallah. Terus menabung mimpi untuk menjadi seorang dosen yang tetap bisa produktif dari dalam rumah, menjadikan keluarga saya pusat bisnis dan produktivitas saya tanpa menghabiskan banyak waktu diluar rumah. Insyaaallah aamiin.

New Year Resolution
Dan yang ingin saya capai dalam kurun waktu satu tahun adalah menjadi pribadi yang lebih profesional dalam membagi waktu, mengatur emosi serta mendapat nilai baik dan mampu mendalami setiap ilmu yang saya dapat di perkuliahan untuk saya praktikkan dalam ranah domestik (membuat kurikulum pembelajaran untuk Mba Althaf) dan ranah sosial (menjadi guru yang profesional untuk murid-murid saya)



Devi, ingin berubah atau kalah? Start now!

Tuesday, March 13, 2018

Antara Bakat dan Seorang Devi

March 13, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Berupaya untuk kembali produktif setelah diqodar sakit berbarengan dengan Mba Althaf pekan lalu. Cukup sedih ketika Nice Homework ke 7 ini tidak diselesaikan tepat waktu, namun insyaAllah banyak hikmah yang bisa saya gali dari banyak hal yang terjadi pekan lalu :')

Setelah menggali banyak ilmu dan mengaplikasikannya dalam NHW 1-6 serta keseharian, di NHW ke-7 ini saya diminta untuk memastikan dan mencocokkan kembali apa yang sudah saya rancang selama ini dengan test kepribadian, talent mapping atau personality test apapun yang tools nya membantu saya menemukan hal paling cocok dan tidak cocok antara kegiatan saya dengan kepribadian saya.

Hogwarts banget, Dev? Wkwk ~

Sebenarnya saya sudah pernah mencoba mengikuti free test di personalityperfect.com dan hasil yang saya dapatkan, saya merupakan pribadi dengan personality INFJ, dengan kesimpulan hasil sebagai berikut:

You are INFJ (Introverted Intuitive Feeling Judging) - The Counselor
Is this you?
• Passionate about their ideas and dreams
• Warm, caring and approachable to other people
• Tactful, helpful, sensitive and cautious
• Can read and understand other people
• Trust their gut feelings
• Find it hard to open themselves to people, but value relationships deeply
• Overflow with ideas and creativity
• Like organizing and systematizing things, especially at work

Lalu, saya mencoba rekomendasi kedua yaitu mencoba test yang ada pada www.temubakat.com
Hasil yang saya dapatkan disana adalah sebagai berikut:


Devi Rahmayanti's Strength Typology Result
DEVI RAHMAYANTI, anda adalah orang yang dapat merasakan perasaan orang lain baik sedang gembira maupun sedang sedih, banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya, selain memiliki sifat analitis juga banyak idea, selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang, analitis dan senang berkomunikasi, senang mengkomunikasi ideanya, suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur, senang memotivasi dengan berbagai cara ada yang melalui sifat periangnya ada yang melalui sifat empatinya ada juga karena selalu ingin memajukan orang lain.

Dari hasil tersebut, saya memiliki bakat untuk menjadi seorang caretaker, creator, designer, educator, interpreter, journalist, dan motivator.

Sedangkan saya memiliki Strength Cluster sebanyak 29% dalam kemampuan generating idea (right brain), 29% dalam kemampuan networking (working with others), 29% dalam kemampuan elementary (language and administration), dan sisanya adalah 19% dalam servicing (serving others).

Setelah mengetahui hasil bakat dan kekuatan yang kepribadian saya miliki, saya diminta untuk menentukan 4 kuadran dan nantinya akan dikorelasikan antara kegiatan yang cocok untuk saya jalani dan tidak cocok untuk saya jalani, sehingga kedepannya semua lebih teratur dan bisa dijalani dengan penuh syukur serta bahagia dalam menjalani peran untuk bisa lebih produktif dan bersinergi meski tidak keluar dari rumah. Aamiin :’) *ingin menangis*

Kuadran 1: Aktivitas yang saya suka dan saya bisa, merupakan aktivitas sebagai Educator, Motivator dan Journalist

Kuadran 2: Aktivitas yang saya suka tetapi saya tidak bisa, merupakan aktivitas sebagai Designer

Kuadran 3: Aktivitas yang saya tidak suka tetapi saya bisa, merupakan aktivitas sebagai Caretaker dan Interpreter

Kuadran 4: Aktivitas yang saya tidak suka dan saya tidak bisa, merupakan aktivitas sebagai Creator

Kurang lebih seperti itulah pemetaan bakat dengan kegiatan yang bisa saya kerjakan dalam memanfaatkan waktu di dunia sebelum kembali kepada-Nya. Semoga selalu Lillahi Ta’ala.

Saturday, March 3, 2018

Kandang Waktu

March 03, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim

We've touched on the 6th NHW this week! Selesai lah sudah hiruk pikuk weekday minggu ini. Rehat sejenak dan berusaha refresh otak dan hati untuk minggu selanjutnya. Di pekan ini saya belajar tentang menjadi seorang ibu sebagai manajer keluarga yang handal. Cukup berat kelihatannya, bukan?

Begitulah seorang wanita digariskan dalam menjalani perannya, semua akan menjadi lebih penting dan mulia terutama ketika ia menjadi seorang istri dan ibu. Di materi pekan 6 kelas matrikulasi IIP Bogor ini, saya cukup tertampar saat materi kelas memberikan pertanyaan berupa "Sudahkah kamu menjalani peran sebagai seorang ibu karena panggilan hati?  Hanya sekedar menggugurkan kewajiban? Atau bahkan hanya ingin bersaing dengan atap orang lain?"

Ketika anakmu tertidur dan kamu merasa lega karena bisa mengerjakan pekerjaan lain atau sekedar beristirahat, apakah itu berarti kamu menjalani peran sebagai ibu karena panggilan hati atau hanya asal kerja?

Saya masih sangat jauuuh untuk memenuhi kriteria sebagai ibu profesional yang menjalani peran dari dalam hati, bukan asal kerja, bukan kompetisi. Semoga Allah memudahkan segala niat baik dengan perantara IIP dan menggerakkan hati untuk segera membuat perubahan besar.

Setelah melalui kelima NHW yang masih berkesinambungan dengan NHW keenam ini, kali ini saya diminta untuk mencari 3 hal penting dan 3 hal yang sangat tidak penting dalam kegiatan harian, menentukan 3 kegiatan penting untuk menjadi aktivitas dinamis, mengumpulkan aktivitas rutin, lalu memulai untuk membuat Kandang Waktu dengan mematuhi cut off time.



Tiga aktivitas sangat tidak penting yang terselip dalam kegiatan saya adalah:
  • Bersosial media
  • Bersantai dan istirahat terlalu lama sepulang kerja bahkan sambil menonton film/drama serial
  • Merapihkan hal yang tidak urgent, seperti mengatur folder file di laptop atau menghapus e-mail di inbox, sampai lupa waktu dan kewalahan saat sadar pekerjaan penting lain belum selesai 💔
Dan, tiga aktivitas terpenting saya adalah:
  • Ibadah dan dedikasi sabilillah (mengikuti acara pengajian, mengisi kegiatan kajian dan atau tahfidz Qur'an)
  • Family Affairs (membersamai Mba Althaf, quality time dengan suami)
  • Self Improvement (mengajar Primary 1, kuliah)
Sehingga saya tarik tiga hal terpenting dari pemaparan diatas, yaitu membersamai Mba Althaf, kuliah, dan menjalani peran sebagai guru, yaitu mendidik dan mengajar.

Istilah Kandang Waktu yang diberikan oleh IIP ini terbagi menjadi 2, yaitu jadwal rutin dan jadwal dinamis. Jadwal rutin memang perlu dilakukan dalam keseharian dan tidak bisa diganggu gugat, seperti sholat, makan, membereskan rumah, dan lainnya. Sedangkan jadwal dinamis merupakan aktivitas penuh kesadaran yang mendukung saya untuk mencapai visi serta misi untuk menjadi lebih profesional dalam peranan.

Jadwal rutin saya dimulai dari pukul 03.30 - 6.30. Setelah itu berangkat kerja. Sedangkan jadwal dinamis saya adalah 8 to 4, setelah itu memulai kegiatan dinamis lagi dari pukul 17.00 - 22.00

03.30: Wake up, menyiapkan bekal untuk suami, menemani suami berangkat kerja
04.00: House chores 1
05.00: Sholat, membaca Al-Qur'an, muroja'ah dan menambah hafalan
05.30: House chores 2
06.30: Sarapan lalu berangkat kerja
08.00: Bekerja, membuat lesson plan, merencanakan pembelajaran Mba Althaf
16.00: Pulang kembali kerumah dan berbelanja bahan makanan
17.00: Membersamai Mba Althaf, mengobrol dan makan bersama Mba Althaf dan suami
20.00: Kegiatan sabilillah bersama suami dan Mba Althaf
22.00: Belajar (membaca modul kuliah dan diskusi di tutorial online)
23.00: Quality time dengan suami lalu beristirahat

*warna biru merupakan kandang waktu untuk jadwal rutin, warna magenta merupakan kandang waktu untuk jadwal dinamis. Sedangkan untuk weekend, jadwal rutin lebih dipanjangkan waktunya dibanding weekday. Kegiatan detil menjadi file privasi 😘

Terimakasih, IIP. Semoga bisa terlaksana, Devi!

Sunday, February 25, 2018

"Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

February 25, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, setelah mengetahui langkah-langkah dalam membuat kurikulum pribadi dengan didasari oleh milestone yang telah ditentukan serta mempelajari tentang "learning how to learn", sampailah saya kepada NHW 5 ini. Saya pribadi sangat merasa bersyukur bahwa hidup memang akan lebih efektif jika terkonsep seperti ini. Visi, misi, target pencapaian, indikator, milestone dan sebagainya yang mampu menjadi penopang terwujudnya pribadi yang lebih profesional. Namun kembali lagi bahwa hal-hal tersebut tidak akan sepenuhnya berhasil jika hanya mengandalkan rencana tapi tak pernah terlaksana.

Belum selesai pada titik pembuatan milestone, semuanya akan lebih mudah dan terbantu jika ada model pembelajaran yang telah ditentukan dalam pencapaian target universitas kehidupan ini. Ya, menentukan model atau desain pembelajaran. Do you wonder what Instructional Design or “Desain Pembelajaran” is?

Pict source: fanpop.com

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya (sumber: Wikipedia)
Mudahnya, model pembelajaran adalah pedoman bagi pengajar atau guru dalam melaksanakan pembelajaran. Cara efektif apa yang bisa digunakan dalam pembelajaran, perangkat apa yang mendukung target pembelajaran, tingkah laku dan lingkungan yang bagaimana agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Setelah membaca beberapa artikel, ada beberapa jenis model atau desain pembelajaran yang saya pelajari, diantaranya adalah Model Dick and Carrey, Model Kemp, Model ASSURE, Model ADDIE, dan Model Hanafin and Peck.
Setelah membaca pengertian serta karakter yang dimiliki beberapa desain pembelajaran tersebut diatas, saya tertarik dengan dua dari beberapa desain tersebut. Yaitu model Kemp dan ADDIE.
Secara singkat, Model Kemp ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:

  • Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya.
  • Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut di desain.
  • Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
  • Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
  • Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.
  • Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
  • Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
  • Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Model atau desain pembelajaran Kemp diatas memiliki tahap awal berupa learning objective atau tujuan pembelajaran, lalu dijalankan dengan strategi, dan disempurnakan dengan evaluasi. Yang palik membuatnya tertarik dimata saya adalah, strategi pembelajaran. Dimana saya, dan mungkin anak atau keluarga saya juga membutuhkan cara belajar yang tidak monotone dan lebih mudah dicerna untuk dipraktikkan.

Model yang kedua adalah ADDIE, sebuah singkatan untuk Analysis Design Development  Implementation EvaluationsModel ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu:

  • Analysis (analisa)
  • Design (disain / perancangan
  • Development (pengembangan)
  • Implementation (implementasi/eksekusi)
  • Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).

Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Yang pertama kita lakukan dalam tahap desain ini adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).  Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.

Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blueprint alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran. Semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
Sumber: Wikipedia, afrizaldaonk.blogspot.co.id

Setelah saya resapi lagi, tujuan pembelajaran SMAR juga pernah dijadikan satu syarat saat NHW beberapa pekan lalu dalam menentukan indikator sebagai individu, istri maupun ibu. Kedua desain pembelajaran yang saya rangkum diatas hampir memiliki kesamaan. Hanya saja dengan model ADDIE, strategi pembelajaran dan evaluasi akan lebih mudah diterapkan dan dilakukan dengan SMAR tersebut. Itulah mengapa sepertinya model atau desain pembelajaran ADDIE yang mungkin akan saya pilih kedepannya.

Dan tidak lupa dengan tujuan NHW pekan ini bahwa dengan menambah wawasan akan desain-desain pembelajaran, insyaallah akan lebih mempermudah saya untuk merancang kurikulum universitas kehidupan yang Mba Althaf dan adik-adiknya pilih nanti.
Semoga selalu Allah mudahkan.

Saturday, February 17, 2018

"Every Thousand Kilometers Starts From KM 0"

February 17, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmanirrahim

Throwback pada Nice Homework beberapa pekan lalu tentang jurusan universitas kehidupan yang kupilih. Disana saya menyebutkan psikologi sebagai jurusan yang paling ingin saya geluti, namun tidak bisa dipungkiri bahwa passion dalam pendidikan masih lekat saya rasakan. Memang, pada awalnya saya merasa menggeluti dunia pendidikan bukan hal yang mudah. Mendidik, amanah mulia yang menurut saya memiliki cukup banyak tantangan dan risk dalam implementasinya.

Sehingga setelah saya berpikir lagi, akan melegakan rasanya jika saja saya bisa lebih mendalami bidang pendidikan yang tidak terlepas jauh dengan psikologi tentunya. Saya selalu bermimpi agar bisa menjadi guru yang mampu menunjukkan performa terbaik untuk murid-murid saya disekolah tempat saya bekerja. Namun, impian terbesar saya dibanding itu adalah menjadi guru dengan performa terbaik untuk anak-anak saya sendiri. Hal ini juga berkesinambungan dengan jurusan kuliah yang saya pilih saat ini, teknologi pendidikan. Dimana prospeknya, saya akan bergelut dengan pengembangan kurikulum, bahan ajar serta menjadi trainer dalam lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Begitu melegakan rasanya jika semua yang akan saya pelajari bisa saya praktikkan langsung dalam ranah domestik dengan anak-anak saya tentunya.

Throwback #2 adalah kepada Nice Homework kedua tentang konsistensi saya dalam mengisi checklist harian, mingguan maupun bulanan dalam indikator sebagai seorang individu, istri dan ibu. Qodarullah, ketika kita memutuskan untuk berjuang menjadi lebih baik, Allah dengan cinta-Nya tidak berhenti memberi tantangan sebagai placement test, pantaskah kita menempati target tersebut? Saya diqodar melalui banyak hal-hal sulit dan beberapa permasalahan dilingkup pekerjaan dengan sesama rekan, yang cukup membuat anxiety saya meledak dan berpengaruh besar terhadap peranan saya dirumah. Dari sini saya menyimpulkan bahwa kinerja dan konsistensi saya masih minim dalam assessment indikator tersebut 😢

Namun, per-minggu ini sudah selesai saya print dan tempel di dinding rumah yang mudah saya jangkau, sehingga terus bisa saya ingat dan terus menjadi pengingat dalam keseharian saya. Semoga kali ini Allah mengizinkan saya untuk memenuhi checklist tersebut dengan tanda tick, dan benar-benar mampu merealisasikan semuanya bahkan jika tanpa kertas. Insyaallah aamiin.

Ketika saya melihat kembali kepada Nice Homework ketiga, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa Allah menciptakan saya untuk bersinergi dan terus memperdalam pengabdian saya dalam dunia pendidikan tanpa meninggalkan kewajiban sebagai hamba-Nya. Saya seseorang yang bisa dibilang memiliki emosi yang mudah meledak, sulit mengatur keadaan hati dan berpikir positif, dan itulah mengapa mendidik mungkin saja menjadi salah satu setting yang Allah tentukan untuk saya. Karena hal tersebut membutuhkan kesabaran, inovasi, keseriusan serta dedikasi yang cukup tinggi. Saya juga sangat ingin menjadi inspirator untuk anak-anak, suami, keluarga serta orang banyak tanpa meninggalkan tugas utama sebagai hamba juga sebagai istri dan ibu.

Dengan kata lain, saya harus mampu menjadi seorang pendidik yang ber-multitasking. Menjadi inspirasi dan berorientasi kepada Alqur’an dan Hadits. Karena seorang Ibu memiliki qodrat sebagai Madrasah utama, maka pendidikan secara umum dan pendidikan melalui keluarga insyaallah mampu menjadikan dunia menjadi lebih kokoh dalam melawan keburukan yang kapan saja bisa menghampiri di akhir zaman ini. Memiliki misi untuk berdakwah dan menginspirasi secara luas melalui bidang Pendidikan Keluarga berdasarkan Alqur’an, Alhadits, serta ilmu pendidikan. Berperan sebagai guru dan penyampai, untuk wanita-wanita lain, anak-anak, serta keluarga.

Hal-hal diatas tentunya membutuhkan ilmu-ilmu agar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai targetnya. Saya lebih senang menggunakan istilah Mubalighot, yang berarti sebagai penyampai.
  • Pious Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan tugas utama sebagai hamba Allah yang menghidupi kehidupan sementara untuk menjalankannya semaksimal mungkin (lebih kepada bagaimana menjadi hamba/wanita yang dicintai Allah)
  • Kind-hearted Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan stabilitas dan manajemen emosi serta diri, sehingga siap untuk berperan lebih lanjut dalam sosial maupun keluarga (atau lebih kepada ilmu pra-nikah)
  • Supervision Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan kemandirian serta bagaimana menjadi wanita yang bisa ber-multitasking dengan baik
  • Educated Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan pendidikan serta korelasinya dalam mendidik keluarga khususnya pendidikan Ibu dan Anak
  • Powerful Mubalighot: Ilmu yang berkaitan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didasari dari lingkup keluarga hingga ke lingkup sosial

Dengan milestone sebagai berikut:
KM 0 dimulai dari usia 22 tahun, dan memiliki target selama 4 tahun dalam pencapaiannya:
6 bulan pertama menguasai Ilmu dalam misi Pious Mubalighot
12 bulan selanjutnya mengusai Ilmu dalam misi Kind-Hearted Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Supervision Mubalighot
12 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Educated Mubalighot
6 bulan selanjutnya menguasai Ilmu dalam misi Powerful Mubalighot

Semoga mampu tercapai.

Thursday, February 1, 2018

Key Performance Indicator as an Individual, a Mom and a Wife

February 01, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim

Di kelas matrikulasi IIP Bogor batch 5 sampailah saya pada Nice Homework kedua, dimana setiap anggota kelas diminta untuk membuat indikator pencapaian sebagai individu, ibu dan istri.

Sebenarnya, saya dan suami pernah membuat hal serupa beberapa bulan lalu. Isinya lebih kepada poin-poin saling menasihati yang kami tuliskan diatas kertas. Beliau ingin saya seperti apa, saya ingin beliau seperti apa saat mengevaluasi peran masing-masing ketika pernikahan memasuki usia ketiga.

Di kelas matrikulasi ini ada banyaaak sekali ibu-ibu dan wanita single hebat dan experienced dalam banyak hal yang saya temukan dikelas yang sama. Salah satu member menceritakan bahwa pembuatan indikator ini mirip dengan pekerjaannya dalam membuat Key Performance Indicator. Mudahnya, ini adalah performance measurement, dimana individu ditargetkan memenuhi indikator tertentu untuk mengukur performanya dalam suatu perusahaan atau organisasi. Asyik bukan? Menentukan indikator yang harus dicapai dalam berperan menjadi individu, ibu dan istri? 😊


Lagi, Alhamdulillah NHW kali ini membuat pillow talk bersama beliau, Aa Suami, semalam menjadi cukup hangat. Walau awal selepas shalat gerhana beliau mengeluh ngantuk, bun namun akhirnya terbuka juga hati dan ucapnya setelah saya bujuk rayu sambil tersenyum manis 😛

Insyaallah kedepannya nanti akan saya coba edit dengan format tabel, dikarenakan laptop masih dalam masa penyembuhan yang sepertinya tidak ada lagi harapan dan kami masih mengusahakan menjemput laptop pengganti 😂 jadi saat ini saya masih tuliskan dalam paragraf dan bullet terlebih dahulu

Indikator sebagai individu:

• Lebih semangat dalam beribadah, tidak menunda-nunda sholat, semangat dalam urusan sabilillah dan selalu mengingat satu nasihat dibawah ini

"Jadilah sosok yang Allah inginkan. Maka Allah akan menjadikan mu lebih dari apa yang kamu inginkan"

• Membaca Alqur'an setidaknya 2 lembar dalam 1 hari, menambah setidaknya 1 ayat dan muroja'ah
Be more organized. Lebih rapi, disiplin dan teratur dalam setiap hal
• Olahraga setiap pagi setidaknya berlari kecil didalam rumah minimal selama 15 menit
• Terapi berpikir positif untuk 10 hal yang dialami dalam setiap harinya. Jika satu hal saja berhasil membuat diri berpikir negatif, maka terapi di reset lagi mulai dari awal
• Berpenampilan menarik didalam rumah, bahkan saat mengerjakan pekerjaan rumah terutama saat menyambut suami pulang
• Belajar giat dan berusaha mendapat nilai maksimal meski menyempatkan membaca buku disela-sela waktu saat kuliah sudah dimulai
• Membuat jadwal menu harian untuk dimasak
Reshuffle jadwal harian sehingga bisa maksimal dalam mengurusi urusan rumah tangga walau masih bekerja

Selanjutnya, indikator sebagai ibu:

• Memperbaiki manajemen emosi dan lebih sabar saat menghadapi anak terutama saat kondisi lelah
• Memberikan asupan gizi yang lebih baik untuk Mba Althaf dalam setiap harinya, kreatif dalam mengatur menu dan tidak mudah menyerah saat Mba Althaf menolak untuk makan
• Memberi stimulus lebih banyak kepada Mba Althaf untuk berkomunikasi dan berbicara lebih lancar dan jelas, dengan cara berkomunikasi lebih sering dan mengenalkan lebih banyak kosakata disetiap harinya
• Membacakan Alqur'an kepada Mba Althaf, dua surat untuk satu minggu secara rutin setiap hari
• Membacakan buku cerita setiap hari setidaknya satu kali saat Mba Althaf hendak tidur
• Memberi banyak stimulus setidaknya satu toddler activity yang berbeda setiap minggu saat weekend untuk mengasah motorik serta kognitif Mba Althaf
• Membuat display atau teaching resources untuk pembelajaran Mba Althaf dirumah, poster atau flashcard untuk jangka panjang sekiranya sampai Mba Althaf menginjak usia 5 tahun. Satu bulan minimal satu display
• Meminimalisir screen time Mba Althaf dan mengajak Mba Althaf untuk beraktivitas luar ruangan setiap pagi atau sore
• Menjadi teladan baik, menjalin bonding yang lebih erat, menanam nilai-nilai aqidah setiap hari dalam setiap kegiatan sampai bunda tidak lagi bisa membersamai Mba Althaf di dunia :')

Mba, someday when you read this, please evaluate whether or not I have done all those list above well

Indikator sebagai istri, ini ucap pak Suami:

"Insyaallah bunda udah faham, poin-poin utama dalam menjadi seorang istri sholihah. Seperti taat suami, mengejar ridho suami, sama-sama berjuang cari surga. Tapi ayah lebih ingin langsung ke praktik harian ya. Jadi yang akan ayah sebutkan langsung ke praktik harian aja"

"Duh kok aku deg-degan" 😂

Setelah membalas perkataan saya barusan dengan seringainya, akhirnya beliau mulai menyampaikan satu persatu keinginannya

• Bunda tidak harus mengutamakan kondisi didalam rumah secara fisik. Ini penting, kebersihannya, kerapiannya. Hal itu bukan yang utama, tapi jangan ditinggalkan
• Yang utama adalah, bunda mampu mengatur kondisi hati dan emosi saat menghadapi suami serta anak, membuat suasana rumah bukan indah secara physically saja, namun menjadi penuh semangat, bukan penuh tekanan. Karena jika poin ini terlaksana (suasana rumah yang penuh semangat bukan tekanan), yang pertama tadi akan tercipta (rumah indah, rapi, bersih)
• Ayah ingin setiap hari mendengar bunda membaca Alqur'an dan mengajak sholat sambil menunggu dengan tepat waktu, bukan hanya memberi komando lewat ucapan
• Minimal bunda harus aware dengan kebutuhan apa yang paling dibutuhkan dirumah (he talked like this because he knows well I'm not good at cooking wkwkwk so at least I become more prepared and do not get panic when suddenly we ran out of cooking oil😂)
• Lebih memperhatikan skala prioritas, apa yang dibutuhkan dalam rumah tangga, mana yg lebih utama dan dinomor dua, tigakan, dst.
• Manajemen keuangan diperbaiki

Itu aja ya bun. Coba dipraktikkan dulu mulai esok. Kalau bunda bilang KPI biasanya menentukan bonus seorang karyawan, Ayah kasih bonus ya. Airy rooms lagi banyak diskon.

Hahaha 😂

Bagian terakhir menjadi lebih mellow, saat beliau memeluk saya seraya berkata lembut, "Bunda udah sholihah, bunda baik. Semangat terus ya."

Dalam hati saya menangis. Saya tahu ucapannya belum sepenuhnya sesuai, saya masih memiliki ratusan kesalahan terhadap beliau but he trust me. As he always does.

Semoga semua bisa terealisasi, mulai detik ini.

Wednesday, January 24, 2018

Jurusan 'Universitas Kehidupan' yang Kupilih

January 24, 2018 0 Comments
First Nice Homework

Bismillah. Pada Nicehomework (NHW) perdana di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional ini, kami diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan Adab mencari ilmu dan jurusan ilmu yang ingin ditekuni di 'Universitas Kehidupan' ini.


Tidak heran mengapa nama komunitas dan perkuliahan ini menyandang kata Profesional. Karena segala sesuatunya tersusun dan terkonsep, memerhatikan betul pedoman-pedoman berperilaku walau hanya via media online, mengutamakan tata cara mencari ilmu yang tidak sedikit berdasar dari Qur'an dan Hadits.

Jika saya diminta untuk menjawab pertanyaan dasar, jurusan ilmu apa yang ingin ditekuni, sejak dulu saya mendambakan banyak jurusan. Menurut saya, menjadi ibu bukan sekedar harus pintar dalam hal kognitif. Banyak kemampuan-kemampuan lain yang harus ditekuni karena mau tidak mau, ibu harus mampu ber-multitasking dalam kesehariannya.

Ada satu jurusan yang menurut saya mendasar sekali. Human Psychology atau Psikologi Manusia. Ya, saya selalu ingin menggali ilmu dari jurusan tersebut. Mengapa? Ada hal-hal yang harus saya damaikan didalam diri saya pribadi untuk menjalani ombang-ambing kehidupan mendatang. Terkadang, saya masih berpikir bahwa saya membenci diri saya dan bahkan menyelimuti pikiran-pikiran saya dengan hal psimis lainnya. Salah, bukan?

Banyak hal-hal yang harus saya perbaiki dalam diri saya. Mempelajari ilmu psikologi tentunya juga akan membantu saya dalam banyak hal, terutama dalam mengayomi suami dan anak, orangtua dan mertua, mungkin juga bisa berkontribusi dalam organisasi pendidikan anak, remaja atau bahkan dewasa.

Walau sampai saat ini saya belum diqodar Allah untuk mengambil jurusan tersebut secara real, namun saya yakin ada banyak sekali hikmah yang Allah selipkan dalam segala hal yang saya hadapi.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الكَلِمَةُ الحِكْمَةُ ضَالَّةُ المُؤْمِنِ، فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hikmah adalah barang hilangnya seorang mukmin, maka dimana saja ia mendapatkannya maka ia lebih berhak atasnya”

Mahir dalam mencari hal baik bahkan dalam kondisi terburuk memang tidak mudah, bukankah Allah tidak membiarkan hambanya menangani kesulitan diluar kemampuan dirinya?

Saya berpegang teguh pada strategi tersebut sebagai awalan memahami jurusan ilmu yang saya inginkan. Jika saja saya diberi kesempatan untuk berkuliah dengan jurusan Psikologi, biaya yang keluar tidak akan sedikit, bahkan saya harus membuka lebar-lebar hati saya untuk meresapi dan merubah apa yang salah.

Begitulah saat ini saya mencoba memahami ilmu tersebut, dalam keseharian langsung dengan keluarga, kerabat dan rekan kerja. Namun menurut saya itu belum cukup dan sedikit lebih sulit.

Sharing dengan teman yang diberi kelonggaran untuk memperdalam ilmu psikologi, membaca, dan atau mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pembangunan keluarga, komunikasi efektif, dan pola asuh positif yang mayoritasnya berdasar pada ilmu psikologi tersebut juga beberapa cara yang saat ini bisa saya lakukan.

Dan hal terbaik yang harus saya perbaiki dalam pencarian ilmu tersebut adalah pengamalannya. Ya. Menurut saya itu adalah hal yang cukup sulit dari sekian aspek yang harus dimiliki dalam menggali ilmu. Mengamalkannya. Mudahnya, mengimplementasikannya. Mempraktikkan semua ilmu dalam kehidupan keseharian. Tidak jago dalam teori saja namun berhasil melawan kesulitan untuk eksekusi langsung dalam menghadapi orang lain, keluarga, dan diri sendiri tentunya.


Semoga Allah mempermudah saya dalam penggalian ilmu-ilmu tersebut dan keinginan-keinginan yang tertuliskan diatas.

#NHW #1
#Day #1
#KuliahMatrikulasiBatch5
#AdabMenuntunIlmu

Sunday, January 14, 2018

Daftar Kuliah di Universitas Terbuka

January 14, 2018 0 Comments
Didn't manage to write this before and finally get time to share this one title to you!

Setelah melalui proses Istikharah dan pertimbangan yang panjang, akhirnya gue memutuskan untuk lanjut kuliah lagi. Lulus SMA tahun 2013 dan memutuskan untuk kembali belajar itu lumayan bikin deg-degan sih, apalagi mengingat gue sekarang menyandang status sebagai ibu dan istri. Kayak yang Kak Ika Natassa bilang di salah satu caption post IG nya yang so freaking deep, tapi memang gak ada rugi orang yang Istikharah kan. Alhamdulillah Akang Suami juga support penuh buat gue tetep kuliah sampe jenjang S3 sekalipun katanya. Kikikikk apa iya gue bisa, Insyaallah aamiin. Jangan pernah membatasi kemampuannya Allah :)

pict source: Pinterest

In the end gue pilih Universitas Terbuka dengan jurusan Teknologi Pendidikan. Kenapa? Entahlah. Walau kadang agak berat tapi entah kenapa gue masih mau menyelami dunia yang satu itu sih. Gue selalu mikir jurusan apa yang sekiranya bisa gue manfaatin gak buat diri gue sendiri aja, tapi juga bisa bermanfaat dan membantu banyak orang-orang tersayang, orang-orang yang membutuhkan dan organisasi-organisasi yang gue ikuti selama ini. Menurut gue jurusan apapun sama dan berbalik lagi dengan gimana seseorang itu bisa survive dengan passion nya dan hal apa yang akan dia bagi dari semua ilmunya. Tapi pendidikan memang gak akan ada habisnya, sih. Dan metode pendidikan yang tepat juga sangat dibutuhkan di zaman sekarang ini. Karena sekedar ngajar dari buku itu udah nggak bangetlah. Menurut pengalaman, sih. Dan juga gue cukup gaptek gitu sama dunia broadcasting dan komputer. Itu juga salah satu media yang bakal gue selami selama belajar TekPen nanti. Yo, mudah-mudahan bermanfaat!

Dan kenapa UT? Karena menurut gue kuliah disana cukup fleksibel, biayanya pun cukup terjangkau. Sistem pembelajarannya terbuka dan bisa dilaksanakan dalam jarak jauh. However, dimanapun kita kuliah semua balik ke individu lagi sih. Walau kuliah di UT cukup fleksibel tapi semua jalan kayaknya bakal halus lurus lancar kalo kita rajin juga sih ya. Gak main-main kuliahnya. Justru dengan pembelajaran jarak jauh secara mandiri itu yang menurut gue jadi challenge terbesar sih. Kalo niat kuliah di UT karena fleksibel terus ended up males-malesan menurut gue jalannya bakal sedikit lebih sulit (padahal belum tentu juga gue serajin itu nanti pas kuliah wkwk) kecuali kalo tingkat kecerdasan kita diatas rata-rata kali ya.

Nah, gue putusin untuk daftar tanggal 27 Desember tahun lalu. Gue minta adik laki-laki gue anter kesana. Saat gue sampe, kebetulan pas jam istirahat. Dan prosedur pertama yang harus gue lalui adalah pengisian formulir Data Pribadi.

Gak jauh beda dari macam-macam formulir seperti biasanya, kalian harus bawa ijazah pendidikan terakhir yang udah dilegalisir sebagai persyaratan utama plus untuk kelengkapan data pribadi. Kalian juga harus tau kode program studi yang kalian pilih, gak usah khawatir juga sih kalo belum tau, karena kemarin gue hanya diminta isi semampu gue dulu dan skip kalo ada yang gak gue ngerti. Karena nanti akan ada katalog yang bantu kalian melengkapi form tersebut.

Selesai pengisian formulir, jeng jeng.. gue yang seharusnya udah ke step registrasi mata kuliah baru sadar kalo foto yang gue bawa berbackground salah. Inget yaa, untuk tahun kelahiran genap warna background fotonya biru, dan untuk tahun kelahiran ganjil warna background fotonya merah. Kebetulan gue ke UPBJJ-UT yang ada di Bogor. Yaa Robbana, lumayan susah cari studio foto atau tempat fotokopi. Harus jalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh atau bahkan gue saranin pake kendaraan aja sih. Saran gue yang utama, jangan sampe ceroboh nyiapin persyaratan. Adik gue aja sempet kesel hahaha. Yasudahlah Mak Devi, belajar yang banyak ya mak. 

Setelah semua beres, gue serahin semuanya ke bagian admin. Oya jangan lupa buat bawa materai 6 ribu sebanyak satu aja. Untuk salah satu lembar formulirnya yaitu halaman pernyataan kebenaran data dan keabsahan dokumen.

Nah setelah pengisian formulir selesai, kita diminta untuk ke ruang khusus mahasiswa baru. Awalnya gue bertanya-tanya juga sih itu ruang buat apa. Ternyata pas masuk kesana, ada beberapa orang berseragam UT bertuliskan SALUT di dada kirinya. Langsung aja gue bilang mau pinjam katalog pendidikan buat registrasi matkul.
Gue dipersilahkan masuk, dan disana sambil diajak ngobrol gitu sama salah satu petugas SALUTnya, asik kok. Ramah. Dia nanyain kalo gue udah ngerti belum sistem belajar di UT.
Otomatis gue bilang belum dong yaa. Terus dia ngeluarin folder berisi kertas buat jelasin gimana sistem belajar di UT secara detil.

Jadi, Universitas Terbuka itu sistem pembelajarannya terbuka dan bisa dilaksanakan jarak jauh. Ada program SIPAS dan NON-SIPAS yang bebas dipilih oleh mahasiswa yang ingin studi disana. Seperti yang udah gue jelasin diatas, banyak orang-orang yang pilih SIPAS karena semua udah diatur secara otomatis sama UT, baik mata kuliah setiap semester atau apapun, kita tinggal ngikut. Tutorial tatap muka pun dilaksanakan lebih sering dan wajib. Berbeda dengan NON-SIPAS, mahasiswa meregistrasikan sendiri matkul yang akan diambil dan jam belajar nya yang udah fleksibel di UT itu, otomatis jauh lebih fleksibel lagi. Dan ini hubungannya adalah kita mandiri dan rajin gak buat belajar sendiri. Karena nantinya nilai UAS akan dibantu dengan TUTON (tutorial online). Kalo kita gak ikutin tuton ya otomatis nilai UAS murni 100% dari hasil UAS yang mana kita belajar sendiri dengan cara baca buku. Iya, baca buku doang. Hehe. Jadi siapa bilang kuliah fleksibel terus kita bisa underestimate gitu aja? Justru menurut gue ini melatih kemandirian dan tes kesungguhan kita cari ilmu juga, loh. Gue asik-asik aja sih dengernya walau belum tau bakal kayak apa kesulitan yang gue akan hadapi but I'm totally excited to start!

Dan ternyata SALUT itu seperti kampus virtualnya UT, dimana para mahasiswa bisa datang kesana dan konsultasi dengan dosen, tutorial tatap muka, diskusi, dll. Oiya mahasiswa non-sipas juga bisa adakan tutorial tatap muka dengan dosen jika ada matkul yang sekiranya susah, namun harus kumpulin minimal 20 mahasiswa dulu dan akan ada biaya tambahan.

BIAYA PENDIDIKAN
Masing-masing program pendidikan yang diambil memiliki SKS rata-rata 14-24 setiap semesternya. Dan biaya per SKS nya pun variatif. Contoh, gue ambil Teknologi Pendidikan yang satu SKS nya memakan biaya 75.000 dan gue ambil 20 SKS di semester 1 ini, kalo di katalog sih semester 1 cuma 14 SKS untuk TekPen. Tapi gue tambah 2 matkul biar dibelakang nanti gak maraton. He he.

Nah, tinggal dikalikan aja jumlah SKS yang diambil dengan biaya prodi itu. Jadi 20 x 75.0001.500.000.
Wow! Terjangkau ya. Dan prodi lain bahkan ada yang satu SKS nya 34.000, dll.

Kalau kita mau ambil layanan SALUT, ada tambahan 500k, dimana mahasiswa bisa dengan mudah mendapat segalaaaa informasi melalui whatsapp group, atau jika kita gak bisa ambil kartu tanda mahasiswa ke UPBJJ terdekat, SALUT yang akan kirimkan, lalu ada beberapa training tutorial online, dll. Insyaallah gue akan ambil itu sih.

Nah, setelah pengisian form selesai, langsung ke admin dan diminta untuk menunggu sebentar. Setelah itu kita akan dapat LIP-R dan juga KTMS. FYI, di UT gak ada biaya gedung atau pendaftaran ya. Dan di UPBJJ nya sendiripun gak ada transaksi, bahkan gue pikir disitu sediain materai dan ternyata nggak. Semua pembayaran pendidikan bisa dilakukan di Bank Mandiri, BTN dan BRI. Atau bisa melalui AlfaGroup. Ada batas tanggal pembayaran, setelah itu kita gak perlu datang ke UT lagi. Setelah melakukan pembayaran, cukup tunggu informasi kapan diadakannya orientasi.

Well, dari cerita yang lumayan panjang ini gue tarik highlight, ya.

Yang perlu dibawa dan diingat saat mendaftar di UT:
• Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh sekolah atau lembaga pendidikan terakhir sebanyak 1 lembar
• Pas foto 2 x 3 dan 4 x 6 masing-masing sebanyak 2 lembar. Background merah untuk tahun kelahiran ganjil dan biru untuk tahun kelahiran genap
• Materai 6000
• Bolpoin, correction pen, lem untuk peralatan tulis pengisian formulir data pribadi
• Surat keterangan mengajar yang ditandatangani oleh kepala sekolah jika ingin masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kecuali untuk prodi Teknologi Pendidikan (jadi kalo kalian mau masuk FKIP UT harus sedang menjadi guru, kecuali untuk Tekpen)
• Jangan ragu bertanya kalo ada hal yang gak kalian ngerti terutama kalau ada kesempatan ketemu kakak-kakak dari SALUT
• Pastikan kalian meminjam katalog UT yang telah disiapkan untuk mempermudah kalian mengisi formulir pendaftaran dan meregistrasikan mata kuliah

Kalau kalian ngerasa masih butuh panduan untuk kuliah di UT dan segala macam tetek-bengeknya, UT menyediakan panduan dan katalog yang bisa diakses dan download oleh siapapun, kok. Klik disini dan sila dibaca!

Sepertinya gue bakal nulis lagi tentang pengalaman-pengalaman kuliah di UT, sih. Mudah-mudahan time management nya bisa baik ya hihi.

Semoga bermanfaat!