Sesekali lihatlah suamimu, ketika ia terlelap bahkan mendengkur, ketika lelah di hari panjangnya tidak mampu kau ukur
Sesekali lihatlah suamimu, ketika ia bergegas mengambil langkah, berdesakan di kereta atau terjebak dalam antrian kendaraan, berjuang dalam hiruk pikuk demi menafkahimu sebagai kewajiban
Sesekali lihatlah suamimu, yang termenung karena sepi pengunjung, yang dalam hati air matanya berderai karena pembeli tak cukup ramai, atau pilu melihat putrinya menangis karena inginnya akan boneka baru yang manis
Sesekali lihatlah suamimu, yang teguh walau pikirannya keruh, yang semangat walau harinya berat, yang berusaha bangkit walau seluruh badannya sakit
Sesekali lihatlah suamimu, yang berusaha mendengarkanmu walau mungkin harinya penuh pengabaian, yang berusaha memahamimu walau mungkin harinya penuh dengan kesulitan
Kesulitan yang ia pendam, kesulitan yang sengaja ia abaikan, kesulitan yang ia terima dan enggan ia bagikan
Sesekali lihatlah suamimu. Jatuh hatilah padanya lagi dan lagi.
- Devi Rahmayanti. 2019.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.